Visit of Ministry of Manpower Indonesia, 5-8 August 2019, Kuala Lumpur
KOMPAS.com -
Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M. Hanif Dhakiri mengatakan saat ini
Indonesia memiliki 21 Balai Latihan Kerja (BLK) Pemerintah.
BLK
di bawah pembinaan langsung Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) atau
Unit Pelaksana Teknis Pusat (UPTP) tersebar di 13 provinsi.
Namun,
Menaker menilai jumlah tersebut masih sangat kurang. Meskipun secara
keseluruhan, jumlah BLK yang dioperasikan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah baru sekitar 305 BLK.
Bahkan,
jika ditambahkan dengan training center industri dan Lembaga Pelatihan
Kerja (LPK) Swasta, kapasitas pelatihan pun masih kurang."Tentu ini membutuhkan keterlibatan dari semua pihak," jelas Menaker sesuai rilis yang Kompas.com terima, Rabu (7/8/2019).
Untuk
itu, Hanif mendorong seluruh stakeholder ketenagakerjaan, termasuk
Serikat Pekerja (SP) atau Serikat Buruh (SB) untuk melakukan investasi
sumber daya manusia (SDM).
Menurutnya, upaya penciptaan SDM kompeten dalam jumlah besar membutuhkan partisipasi seluruh pihak.
Hal
tersebut disampaikan Menaker saat bertemu dengan Workers Institute of
Technology (WIT) dan UNI Malaysia Labour Centre (UNI MLC) dalam
rangkaian kunjungan kerja ke Malaysia di Kuala Lumpur.
"Kami
ingin mendorong UNI MLC bisa ikut memberikan pemahaman kepada
teman-teman serikat buruh di Indonesia tentang pentingnya semacam
sekolah yang ada di bawah serikat pekerja," kata Menteri Hanif.
Menaker berharap, SP atau SB di Indonesia dapat mencontoh UNI MLC, di mana mereka juga terlibat dalam pembangunan SDM."Di Indonesia sejauh yang saya tahu, belum ada," terangnya.
Pertemuan
Menaker dengan WIT dan UNI MLC merupakan dalam rangka sharing informasi
terkait keterlibatan pemerintah, pengusaha, serikat pekerja dalam
mengembangkan pelatihan vokasi di Malaysia.
Selain
itu, dilakukan pula sharing informasi pembentukan WIT di Malaysia,
meliputi kelembagaan dan tata kelola serta sumber pendanaan. Pertemuan
ini juga merupakan upaya penjajakan potensi kerjasama program dan
sharing best experiences dalam rangka peningkatan program dan kurikulum
di BLK dan Politeknik Ketenagakerjaan milik Kemnaker.
"Kami
berharap ke depan juga ada pertukaran pelajar atau instruktur BLK dan
Politeknik Kemnaker serta pembentukan sandwich programme yang bekerja
sama dengan Politeknik Ketenagakerjaan," pungkasnya.